Malam ini seperti biasa tidak bisa memulai tidur dengan baik. Sudah hampir 2 bulan aku kesulitan tidur, entah sudah dapat dikatakan early insomnia atau tidak, namun ini cukup mengganggu mood. Walau beberapa hari terakhir tertolong hot chocolate cadbury dan nulis pretidur, namun bila kegiatanku kembali seperti dulu, tentu early insomnia ini akan sangat mengganggu aktifitas. Semoga siklus ini segera dapat diperbaiki. Aamiin
Okeee..malam ini aku ingin menulis tentang penulis dan menulis. Ya, penulis. Seseorang yang menuliskan sesuatu hal tentang apapun yang tidak dapat dikatakannya dengan suara, namun menjadi untaian kata yang gelegarnya dapat menembus angkasa. Seseorang yang selalu berupaya jujur menyampaikan suatu hal, dengan balutan yang kadang hanya dipandang sebelah mata. Hanya dianggap retorika, rekaan semata atau parahnya disebut drama dusta. Namun, seorang penulis tidak pernah kehilangan ciri khasnya. Mereka, apa adanya. Sederhana.
Seseorang pernah bertanya padaku, mengapa kamu menulis? Apakah tulisanmu bertujuan? Kala itu, aku hanya terdiam. Bukan memikirkan jawaban. Tapi sungguh aku tak memiliki selintas pun jawaban. Hari-hari berikutnya, aku mengulang2 terus pertanyaan itu pada diriku sendiri. Mencoba bertanya apakah yang selama ini aku jalani, memiliki arti? Paling tidak untuk diriku sendiri.
Dan aku menemukannya.
Dengan menulis, aku bahagia.
Aku bahagia karena aku dapat berbagi pikiran yang hanya "umpel2an" di kepala. Aku bahagia karena aku bisa terus menerus belajar dan bertanggungjawab akan tulisan yang telah aku buat. Aku bahagia dapat menyapa orang2 baru yang tak aku kenal sebelumnya. Aku bahagia dapat membuat rekaman bagi orang2 di sekitarku, layaknya film yang terdokumentasikan. Aku bahagia, berbagi rasa dan keresahan untuk kemudian menemukan jawaban di proses perjalanannya.
Dan yang terpenting, aku bahagia karena aku jujur pada diriku sendiri. Aku menemukan jiwaku yang sebelumnya tak pernah aku kenali.
Menjadi seorang penulis, mengajarkanku untuk memiliki kepekaan yang "aneh". Ketika suara peluit kereta terdengar sebagai nada, dan deras hujan berubah menjadi tatap haru perpisahan. Atau warna pelangi yang seakan bernyanyi. Ada kepekaan yang kini dilabeli orang2 sebagai "galau". Tak apalah, label tak berarti apa-apa dibandingkan indahnya proses hati menuju terbitnya sebuah tulisan. Ada pembelajaran tentang gejolak hati, entah patah atau berbunga rekah, para penulis itu mati2an bergulat mengendalikannya dengan anggun. Meraciknya dalam suguhan akhir yang santun.
Selalu ada 2 sisi ketika orang lain memandang sebuah profesi. Begitupun orang melihat penulis. Namun, di balik pro kontra, suka atau tidak suka, mereka akan terus berkarya. Begitupun aku.
Aku akan terus menulis untuk membuktikan bahwa keabadian dapat diciptakan. Bahwa sebuah kata, dapat melesat jauh menembus ruang dan waktu asalnya. Memeluk jiwa yang berjarak agar senantiasa terasa, dekat.
Cilegon, 21 April 2016 23:25 @maizankn
0 comments: