Ketika hidup adalah keyakinan dan perjuangan
Allah always with us

Mimpi. Asa. Cinta


Ada banyak hal yang tidak terduga. Ada fase-fase hidup yang rasa-rasanya seperti roller coaster sejak usiaku memasuki angka 2. Naik turun, bahkan terjun. Berulang terus, seakan sedang mendidikku menjadi manusia utuh. Aku tidak pernah tahu, lahirnya anak yang tiba2 ini (baca: MAC -sebutan untuk buku Mimpi. Asa. Cinta), masuk kategori fase apa, sebagai ujian atau hadiah, tapi sungguhlah ini sebuah karunia luar biasa. Ada tanggungjawab yang menyertai akan kehadirannya.

Kembali mengingat masa kecil dulu, saat setiap Kamis sore, ibu membawa Majalah Bobo. Bermimpi namaku bisa tercetak di salah satu halamannya, mengapply berulang kali untuk ikut konferensi anak yang tidak pernah diterima, sampai waktu berjalan jauh membawa mimpi itu. Mimpi masa kecil yang hanya ingin menulis di rubrik "Arena Kecil" dibuat sedemikian indah dalam sebuah buku. Memang selalu ada waktu yang tepat. Semalam, ketika aku berbincang dengan seorang teman, ia mengingatkan bahwa waktu yang tepat bukan urusan kita, jangan sok-sokan menerka. Banyak pasrah, itu tanda kita masih beriman kepadaNya.

Dan, 2015 merupakan waktu yang tepat sepertinya. Di awal tahun, dibuka dengan pengalaman yang luar biasa. Tuntutan pekerjaan dan pendidikan di dunia kedokteran yang sempat membuatku "hilang", dibelokkan begitu indah oleh Yang Kuasa. Aku menulis draft buku seperti kesetanan, jauh dari kebiasaan. Padahal selama aku terjun di dunia kepenulisan, paling anti dengan namanya draft panjang. Mentok-mentok artikel kesehatan yang mampu berlembar-lembar.

Sebulan tepat, aku masih ingat saat itu di depan kaca besar di lantai 6 Gedung Teratai, aku memberanikan diri menawarkan naskah yang baru 5 menit yang lalu, jadi. Kenekatan anak muda yang tak tahu malu, penulis baru, tapi takdir tidak pernah ada yang tahu. Gayung bersambut, menjelang akhir tahun Mimpi. Asa. Cinta dapat aku pegang dalam bentuk nyata. Rasa-rasanya kala itu aku memang norak, tapi biarlah, aku tidak kehilangan jiwa khas anak mudanya. Ini buku pertama!! ☺

MAC adalah sebuah perjalanan bagiku. Perjalanan menenangkan hatiku, untuk menemui jiwaku yang sempat hilang kala itu. Tuhan sangat berbaik hati, membelokkanku tetap di jalan positif, yaitu menulis. Ketika aku ragu akan niat memilih jalan, MAC menjadi pengingat bahwa jalan di dunia kesehatan salah satu jalan mulia untuk mencapai surga. Bukankah kita kehidupan ini semata-mata untuk mencari bekal perjalanan selanjutnya?

MAC adalah cara berterimakasihku pada Tuhan akan kesempatan merangkai kata, terimakasihku pada jalan takdir yang telah dipilihkanNya. Juga pengingat bahwa banyak orang, keluarga juga teman yang pernah berarti di dalam hidupku. Yang selalu memberi kasih sayang yang mungkin tidak terucapkan, tapi berwujud tindakan. Yang kehadirannya baik secara simultan atau hanya sebentar, memberiku banyak pelajaran untuk direnungkan. Ke depannya, membuatku lebih positif menjalani kehidupan.

Akhirnya, MAC adalah saranaku berbagi tentang dunia yang aku geluti. Yang memaksaku bangun pagi, terjaga dini hari, atau hal-hal yang tidak pernah orang lain ketahui. Sumbangsih kecil untuk profesi yang aku jalani. Dunia kesehatan atau pendidikan kedokteran yang katanya begitu wow, nyatanya tetap ada kekurangan di sana sini. Melalui MAC, semoga ada pemahaman baru bagi semua pihak. Baik calon dokter, dokter, masyarakat, terlebih pemerintah. Waktu yang singkat dalam menuliskannya, adalah bentuk spontan suara hati, yang semoga akan sampai ke hati juga bagi yang membacanya.

Akhirnya, bagi siapa pun yang telah membaca MAC, terselip harapan, apa yang pernah dituliskan membawa berkah, sebagai ilmu yang bermanfaat. Yang semoga bisa membawa pemahaman untuk terus saling menghargai lintas profesi. Terus bersemangat membangun negeri, di bidang apapun yang kita tekuni

Teman2 yang mau mendapatkan MAC tersedia di TB Gramedia atau di gramedia.com
Happy reading 😊

0 comments: