di suatu malam, di sebuah cermin
seseorang bertanya padaku,
mukanya kusut, matanya sembab, hidungnya merah, mungkin sebab menangis atau apa,
ia membawa tisu bercak darah, ku tanya padanya, ada apa ?
aku sebenarnya hanya ingin tahu, apa dia sakit atau semacamnya, namun, tak ada kata, hanya lirih..
kenapa semakin lama hub, semakin mudah menyakiti ?
aku terdiam .isak masih terdengar .aku menghela napas .
aku hanya terdiam lama sambil memandangi wajah itu, wajah yang terlihat lelah, namun msh ada pancaran cinta .
lalu hatiku yg mengambil alih suasana,
kita terlalu sombong, menganggap kita sudah mengetahui segalanya tentang dia .lalu khilaf untuk belajar mendalami pribadinya .mungkin, waktu yg lama itu, membuat kita cukup yakin, bahwa dia tidak akan lepas dari genggaman, lalu lupa untuk saling menaruh penghormatan .menyepelekan arti kata-kata yang terucap, yang tanpa disadari sangat menyakitkan .membuat luka yang sebenarnya dalam, namun berusaha ditutup-tutupi oleh alang-alang .ya walau terlihat tak berjurang, tetap saja rapuh, bisa membuat kembali terjatuh .
atau mungkin saja, rasa yang dulu ada, sebenarnya sudah hambar termakan, yang ada hanya sebuah kebiasaan .
aku masih terdiam,isaknya makin terdengar hebat..
sebenarnya aku tak tahu harus apa,
tapi buatku seorang dewasa akan memikirkan segala apa yang diperbuatnya .mempunyai berbagai macam pertimbangan sebelum berkeputusan .dan begitupun dalam sebuah hubungan, ketika ruang itu masih ada, dan tempat itu masih steril dari yang lain, yakinlah, ini hanya sebuah ujian kenaikan kelas .kenaikan menuju tahap yang lebih tinggi yg akan mendewasakan .
ujian inilah yang akhirnya akan menyadarkan kedua pihak untuk saling membahagiakan dan menaruh hormat pada janji yang dulu terucap .yang akan memberikan pemahaman, bahwa proses belajar mengenai pribadi seseorang tak akan pernah usai .
mukanya kusut, matanya sembab, hidungnya merah, mungkin sebab menangis atau apa,
ia membawa tisu bercak darah, ku tanya padanya, ada apa ?
aku sebenarnya hanya ingin tahu, apa dia sakit atau semacamnya, namun, tak ada kata, hanya lirih..
kenapa semakin lama hub, semakin mudah menyakiti ?
aku terdiam .isak masih terdengar .aku menghela napas .
aku hanya terdiam lama sambil memandangi wajah itu, wajah yang terlihat lelah, namun msh ada pancaran cinta .
lalu hatiku yg mengambil alih suasana,
kita terlalu sombong, menganggap kita sudah mengetahui segalanya tentang dia .lalu khilaf untuk belajar mendalami pribadinya .mungkin, waktu yg lama itu, membuat kita cukup yakin, bahwa dia tidak akan lepas dari genggaman, lalu lupa untuk saling menaruh penghormatan .menyepelekan arti kata-kata yang terucap, yang tanpa disadari sangat menyakitkan .membuat luka yang sebenarnya dalam, namun berusaha ditutup-tutupi oleh alang-alang .ya walau terlihat tak berjurang, tetap saja rapuh, bisa membuat kembali terjatuh .
atau mungkin saja, rasa yang dulu ada, sebenarnya sudah hambar termakan, yang ada hanya sebuah kebiasaan .
aku masih terdiam,isaknya makin terdengar hebat..
sebenarnya aku tak tahu harus apa,
tapi buatku seorang dewasa akan memikirkan segala apa yang diperbuatnya .mempunyai berbagai macam pertimbangan sebelum berkeputusan .dan begitupun dalam sebuah hubungan, ketika ruang itu masih ada, dan tempat itu masih steril dari yang lain, yakinlah, ini hanya sebuah ujian kenaikan kelas .kenaikan menuju tahap yang lebih tinggi yg akan mendewasakan .
ujian inilah yang akhirnya akan menyadarkan kedua pihak untuk saling membahagiakan dan menaruh hormat pada janji yang dulu terucap .yang akan memberikan pemahaman, bahwa proses belajar mengenai pribadi seseorang tak akan pernah usai .
0 comments: