tentang sahabat
Al-Qamah, seorang sahabat Rasulullah SAW, pernah berpesan kepada anaknya, “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
1. Pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri kita dan jika kita dalam kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan.
2. Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau mengulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuan, dia suka menerima dengan rasa terharu. Jika dia melihat kebaikan yang ada pada dirimu, dia suka menghitung-hitungnya (menyebutnya).
3. Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau mengulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuan, dia suka menerima dengan rasa terharu dan dianggap sangat berguna, dan jika dia mengetahui mengenai keburukkan dirimu, dia suka menutupinya.
4. Pilihlah sahabat yang jika engkau meminta sesuatu darinya, pasti dia memberi. Jika engkau diam, dia mulai menyapamu lebih dulu, dan jika ada sesuatu kesukaran dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia suka membantu dan meringankanmu serta menghiburmu.
5. Pilihlah sahabat yang jika engkau berkata, dia suka membenarkan ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jika engkau mengemukakan suatu persoalan yang berat, dia suka mengusahakannya, dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu.”
Well, memang kita sebaiknya jangan terlalu mudah mendefinisikan seseorang sebagai sahabat. Sungguh, sahabat itu sulit dicari dan didapatkan. Jadilah sahabat yang benar-benar baik dan carilah sahabat yang benar-benar baik pula.
Sumber : kuntawiaji
76
(dalam patas 76, teringat nasihat 5 tahun lalu sesaat sebelum mengarungi ibukota)
kekayaan ilmu dalam sahaja
-di sebuah renungan saat matahari tenggelam di tepian danau
di sebuah perjalanan
karena di setiap perjalanan mencari ilmu, akan selalu ada hambatan .hambatan itu bisa bermacam-macam rupa .baik dari diri kita sendiri maupun dari lingkungan kita .yang terbaik adalah tetap berjalan tegak dan melangkah ke depan, bukan tertunduk lalu diam di tempat .bukankah kita Islam yang tidak dilahirkan sebagai pengecut dan pecundang !
diskusiku dengan pak dokter di hari kemarin meneguhkanku untuk menganggap suara-suara di sekitarku itu sebagai suara-suara peduli, yang akan mendewasakan dalam perjalanan mencari ilmu .yang bisa jadi adalah ujian bagiku untuk istiqomah, bukan sebagai batu sandungan yang membuatku berhenti mencoba .pak dokter berkata, kurang lebih seperti ini,
" buka saja dulu pintunya lebar-lebar zan, biarkan semua ilmu itu masuk beserta kontroversi yang menyertainya .lalu tutuplah barang sejenak .pikirkan,renungkan .lalu buka lagi pintunya untuk mengeluarkan inilah outputnya .dengan tetap kamu selalu dekat denganNYA di setiap apapun yang kamu putuskan, karena IA yang akan selalu menuntun hati dan langkahmu tetap di jalan yang benar "
sungguh aku terharu .
aahh..aku jadi ingat syair sebuah lagu dari daniel sahuleka..
Buy they can’t burn down my motion, devotion and most of all my pride
1 comments: