Ketika hidup adalah keyakinan dan perjuangan
Allah always with us

makanan (lagi)

entah kenapa di ramadhan kali ini ezan bener2 mau nostalgia .euforia bisa puasa sm keluarga di cilegon .hihihi..
dan ezan mau cerita tentang makanan khas asli BANTEN yang jd menu tak terlewatkan di ramadhan2 terdahulu .jauh dulu sekali .hhee..

ini makanannya..


jodohnya sama ini


semur daging/semur jeroan

makanan yang satu ini cuma ada di bulan puasa .makanya suka bikin kangen .hheee..
nah ketan bintul itu terbuat dari beras ketan yang diberi taburan serundeng di atasnya .serundeng itu semacem kelapa parut yang disangrai hingga kecoklatan .biasanya makanan khas ini disantap bareng semur daging atau semur jeroan yang rasanya pasti maknyus deh :)

usut punya usut makanan ini menjadi kegemaran keluarga KESULTANAN BANTEN pada zaman perang dulu .wah..klo makan ini serasa jd keluarga sultan ya .hhee..
makanan maknyus ini juga udah terkenal skala nasional loh .biasanya klo udah ramadhan banyak tuh stasiun tv yang berkeliaran di sekitar Serang -Banten tepatnya di pasar lama..

klo di cilegon ga ada yang jual .kayanya makanan satu ini udah hak cipta bgt deh sama serang .jadi klo mau beli ketan bintul harus ke serang .jauhnyaaa -___-'
tapi klo udah ngerasain ga bakal nyesel deh :)

mau cobain ?
ayo berkunjung aja ke serang dan nikmati sensasi kelezatannya ^_^

0 comments:

pelajaran hari ini

sebanyak apapun kekayaan yang kau kejar dalam perjalanan hidupmu, semua akan habis seketika ketika kamu tak memiliki sedikit empati pada sesama dan membagi apa yang kau nikmati pada yang membutuhkan dengan penuh cinta..

-Tubagus Aat Syafaat-

0 comments:

tradisi qunutan

hhaa..karna kelamaan ga ngeblog sampe kelewat banyak tanggal2 penting .dan tau2 udah pertengahan bulan ramadhan .alhmdllh :)
tahun ini ezan seneng bgt karna bisa puasa di cilegon .insyaAllah sampe lebaran bisa puasa di sini .setelah selama 3 tahun berturut2 puasa jauh dari orang tua, kini ezan bs kumpul buka dan sahur bareng2 deh :)

nah, di CILEGON masih ada tradisi ketika kita sudah sampai di tengah bulan ramadhan tepatnya di hari ke-15 .tradisi itu namanya QUNUTAN .entah drmna asalnya tp yang pasti di hari itu kebanyakan rumah akan membuat ini..

ketupat


dipadu opor ayam :)

tambah maknyus pake
sambal goreng kentang

setelah hampir waktu berbuka semua masakan yang sudah dibuat itu akan diantarkan dengan piring2 atau rantang ke sini..


lalu oleh amil mesjid biasanya dibagikan lagi untuk para fakir miskin ataupun musafir yang sedang berpuasa .nah sisanya akan dimakan beramai-ramai selepas solah magrib .lengkap dengan nuasa kekeluargaan .klo kata orang sunda mah ngariungan :)

alhmdllh tradisi ini terus dijaga sampai generasi sekarang .ga tergerus sama peradaban zaman yang udah semakin mengikis kebudayaan lokal .klo puasa ga di cilegon pasti kangen banget suasana seperti ini .apalagi buat yang sedang merantau ke luar kota atau luar pulau .pasti rindu berat sm tradisi qunutan .ezan pun pernah mengalami -,-

hikmah dari tradisi ini sudah sangt jelas bahwa kita haruslah tolong menolong sesama umat krna ada beberapa rezeki mereka yg kurang beruntung scra finansial dititipkan di kita .dan tradisi ini juga memupuk rasa kekeluargaan .kan biasanya tiap hari kita sibuk kerja,sekolah,kuliah dan ga pernah saling ketemu .nah di moment ini kita bisa menyambungkan lagi sekaligus mempererat tali silahturahmi :)


wanna join us ?
come to CILEGON next Ramadhan ya :)

0 comments:

sebuah renungan - awal langkahku

Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda .Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah. Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para pria. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat cantik dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama tante dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…

NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.

(copypasted from: http://adityasaja.blogspot.com/2009/11/sebuah-surat-untuk-dokter-dan-mahasiswa.html#comment-form)


“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan.
Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita”
(Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004, dengan sedikit perubahan)


-dokter yang sukses bukan dinilai dari setinggi apa jabatan kita, sebanyak apa ilmu kita, dan sepopuler apa universitas tempat kita belajar, tapi seberapa besar amanah yang mampu kita jaga dan seberapa besar lapangnya jiwa kita untuk menolong sesama-
ingat laskar pelangi : memberilah sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya..

0 comments:

finally :)

now, i'm doctor :)
sebuah cita2 dari kecil dan sekaligus amanah dari Allah .mudah2an ezan bisa menjalankannya dengan penuh tanggungjwab .amiin

dan di sini ezan akan merajut semua mosaik2 itu menjadi sebuah kisah yang utuh .lengkap akan suka dan duka mengemban sebuah pekerjaan mulia .insyaAllah..


1 comments:

actually come back

setelah sekian lama hengkang dari dunia blog,akhirnya ezan kembali lagi :)
insyaAllah akan aktif lagi .dan insyaAllah blog ini akan berubah dari sekedar coret2an yang ngalor ngidul menjadi blog yang insyaAllah informatif dan inspiratif .amiin

welcome back LITTLE VOICE..
^_^

0 comments: